Jaman
dulu Bahagia itu sederhana, mungkin itulah yang
terjadi dimasa anak-anak dulu, saya juga ingat kalau dahulu waktu masih duduk
di Sekolah Dasar. Begitu mudahnya saya bahagia, contohnya menemukan 1 biji
kelereng di jalan saja bahagianya luar biasa, dapat duit 100 rupiah dijalan,
atau dikasih 1 biji permen, saya merasa senang luar biasa.
Tapi kalau anak-anak jaman sekarang beda,
mungkin karena kemajuan teknologi, jadinya mungkin juga mempengaruhi pola pikir
anak-anak jaman sekarang. Jangankan dikasih 1 biji permen, dikasih 1 toples
saja kadang-kadang ditolak karena inginnya main game clash of clan di tablet,
atau inginnya main update status di facebook... he..he.. (Bangzai ketinggalan
jaman mungkin).
Jaman saya dulu, kalau mainnya harus cari
sendiri. Bahan mainannya dari berbagai macam benda, bisa dari bambu, bisa dari
tempurung kelapa. Kalau dari bambu saya dan teman-teman membuat TEMBAK TUTUS
namanya, semacam tembak-tembakan tradisional yang pelurunya bisa dari buah
SAPAHENENG atau dari kertas. Untuk tempurung kelapa saya dan teman-teman
membuat mainan LUGU dalam permainan disebut BALUGU. Masih banyak bahan mainan
lain yang kalau mau bermain harus dibuat dulu. Beda jauh dari jaman sekarang
semuanya serba beli di toko, anak-anak sudah tidak terlalu menyukai mainan yang
sifatnya ada unsur tradisional. Jadi ungkapan bahagia itu sederhana sudah tidak
cocok untuk anak-anak jaman sekarang.
Untunglah permainan yang selalu membuat
bahagia saya dan teman-teman kalau sedang memainkannya, masih di mainkan
sekarang meskipun cuma lewat ajang Festival Hut Gumas yang selalu diadakan
setiap tahun pada bulan Juni. Akhirnya saya berkesimpulan kebahagian itu
sebenarnya masih tetap sederhana meskipun di jaman sekarang anak-anak sulit
merasakannya. Tapi bagi saya bahagia itu tetap sederhana.
BACA JUGA ........ FAKTA UNIK SEPEDA MOTOR GALAU
BACA JUGA ........ FAKTA UNIK SEPEDA MOTOR GALAU
No comments:
Post a Comment